Makna dan Meriahnya Perayaan Kenaikan Yesus Kristus di Indonesia dan Dunia

Img 20250529 4042Jakarta,sidaknews.com – Umat Kristiani di berbagai penjuru dunia memperingati Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus dengan penuh hikmat dan sukacita. Di Indonesia, perayaan ini menjadi momen penting dalam kalender liturgi gereja, sekaligus menjadi hari libur nasional yang dirayakan secara khidmat namun juga penuh warna.

Perayaan Kenaikan Yesus di Indonesia: Dari Kota Besar hingga Pelosok Negeri

Di berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Manado, ribuan umat menghadiri misa khusus Kenaikan Tuhan Yesus Kristus yang digelar di gereja-gereja Katolik dan Protestan. Misa dimulai sejak pagi hari, disertai pujian, doa syukur, dan refleksi tentang pengangkatan Yesus ke surga setelah kebangkitan-Nya pada Hari Paskah.

Di pedesaan dan daerah terpencil seperti Nusa Tenggara Timur dan Papua, perayaan diwarnai dengan pawai doa, pertunjukan musik rohani, dan kegiatan sosial seperti pembagian sembako bagi warga yang membutuhkan. Tradisi lokal turut menyatu dalam suasana religius, menciptakan keunikan khas nusantara.

Menurut seorang Hamba Allah di Medan, “Hari Kenaikan Yesus bukan hanya tentang pengangkatan-Nya ke surga, tetapi juga tentang pengharapan dan janji-Nya akan kedatangan kembali. Ini adalah hari yang mengingatkan kita untuk tetap beriman dan menjadi terang di dunia.”

Perayaan Internasional: Nuansa Budaya yang Berbeda di Tiap Negara

Di luar negeri, perayaan Kenaikan Yesus juga berlangsung dengan khidmat namun dengan nuansa budaya yang berbeda-beda. Di Vatikan, Paus Fransiskus memimpin misa khusus di Basilika Santo Petrus yang dihadiri oleh umat dari berbagai negara. Dalam homilinya, beliau menekankan pentingnya menjalankan kasih dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk iman akan kebangkitan dan kenaikan Kristus.

Di Jerman dan Austria, yang juga menjadikan hari ini sebagai hari libur nasional, masyarakat merayakannya dengan kegiatan outdoor seperti Bergmesse — misa di atas gunung — yang mencerminkan hubungan spiritual dengan alam. Gereja-gereja di Swiss menggelar konser musik klasik bertema religius sebagai bagian dari perayaan.

Sementara di negara-negara seperti Nigeria dan Filipina, perayaan diwarnai dengan tarian, nyanyian, dan prosesi jalan salib simbolik. Gereja-gereja dipenuhi jemaat yang mengenakan pakaian tradisional sambil membawa lilin dan salib, menciptakan suasana yang menggugah iman dan semangat persaudaraan.

Refleksi dan Pesan Damai di Tengah Dunia yang Berubah

Hari Kenaikan Yesus Kristus tahun ini menjadi momen reflektif di tengah tantangan global seperti konflik, krisis iklim, dan ketidakpastian ekonomi. Pemimpin gereja dari berbagai belahan dunia mengajak umat untuk menjadikan hari suci ini sebagai pengingat akan pentingnya kedamaian, keadilan, dan solidaritas lintas bangsa.

Sebagaimana disampaikan oleh Uskup Agung Manila, Kardinal Jose Advincula, “Kenaikan Tuhan Yesus bukan berarti Ia meninggalkan kita, tetapi mempercayakan kita untuk melanjutkan karya-Nya di dunia. Jadilah pelita di tengah kegelapan.”. (Kun)

Komentar