Jejak Sejarah Kota Tanjungpinang: Dari Pelabuhan Kuno ke Pusat Provinsi Kepulauan Riau

Pelantar Dua Kota TanjungpinangTanjungpinang – Kota Tanjungpinang memiliki peranan vital dalam sejarah perkembangan wilayah pesisir Sumatera, khususnya dalam lingkup budaya Melayu dan perdagangan maritim. Kota ini bukan sekadar ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, tetapi juga menjadi saksi bisu pergerakan kekuasaan dan peradaban sejak berabad-abad silam.

Asal Usul Nama Tanjungpinang

Penamaan Tanjungpinang berasal dari dua kata dalam bahasa Melayu, yakni tanjung yang berarti daratan yang menjorok ke laut, dan pinang, pohon khas daerah tropis yang dulunya banyak tumbuh di kawasan ini. Para pelaut zaman dahulu menjadikan deretan pohon pinang tersebut sebagai penunjuk arah ketika hendak memasuki muara Sungai Bintan. Seiring waktu, kawasan ini dikenal luas sebagai Tanjungpinang, yang kini menjadi identitas kota.

Titik Penting dalam Sejarah Tanjungpinang

Tanjungpinang Zaman Dulu
Tanjungpinang Zaman Dulu

Sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia, Tanjungpinang mengalami berbagai fase transformasi sejak zaman kerajaan hingga masa kemerdekaan. Berikut beberapa tonggak sejarah yang membentuk kota ini:

Era Kerajaan Melayu dan Kesultanan Riau-Lingga
Tanjungpinang pernah menjadi pusat kekuasaan penting, mulai dari Kerajaan Bintan, Tumasik (Singapura kuno), Malaka, hingga Kesultanan Johor-Riau-Lingga. Salah satu tokoh utama dalam sejarah kota ini adalah Raja Haji Fisabilillah, pejuang nasional yang menjadikan Tanjungpinang sebagai markas kekuatan maritim dan pusat strategi militernya.

Pengaruh Kolonial Belanda
Di masa pendudukan Hindia Belanda, Tanjungpinang diangkat sebagai pusat administratif Karesidenan Riouw. Letaknya yang strategis di jalur pelayaran internasional membuatnya menjadi kota pelabuhan yang ramai.

Periode Kemerdekaan dan Status Pemerintahan
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1957 Tanjungpinang sempat ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Riau. Namun, pada tahun 1959 pusat pemerintahan provinsi berpindah ke Pekanbaru. Status Tanjungpinang terus berkembang—pada tahun 1983, kota ini ditetapkan sebagai kota administratif, sebelum akhirnya mendapatkan status kota otonom pada tahun 2001 melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2001. Dikutif dari laman www.tanjungpinangkota.go.id

Kota Otonom dengan Visi Modern

Pengukuhan Tanjungpinang sebagai kota otonom ditandai dengan pelantikan wali kota pertamanya, Dra. Hj. Suryatati A. Manan, pada tahun 2002. Sejak saat itu, pemerintah kota mulai menata kembali wilayahnya demi mendukung pemerataan pembangunan serta menekan urbanisasi di kawasan pusat kota lama.

Kini, Tanjungpinang berkembang sebagai pusat pemerintahan dan budaya Melayu yang kaya akan nilai historis. Pemerintah kota terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, memperkuat potensi pariwisata berbasis budaya, serta menata ruang kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Tanjungpinang: Simbol Kejayaan Maritim dan Budaya Melayu

Kota Tanjungpinang bukan hanya sebuah wilayah administratif, tetapi juga simbol kejayaan sejarah maritim Nusantara. Dari pelabuhan tua yang pernah menjadi persinggahan pedagang dari berbagai penjuru Asia, kini Tanjungpinang menatap masa depan sebagai kota modern yang tetap menjaga warisan budaya dan identitas Melayu yang kuat. (*)

Komentar