Apple Liquid Glass: Ketika Estetika Vista Bertemu Eksekusi Sempurna

Apple
Apple

Apple resmi memperkenalkan desain antarmuka baru bertajuk Liquid Glass melalui pembaruan iOS 26 dan macOS Tahoe 26. Sepintas, estetika baru ini mengingatkan pada tampilan klasik Windows Vista milik Microsoft—terutama dengan efek transparansi dan tampilan seperti kaca. Namun berbeda dengan Vista, Apple mengeksekusinya dengan lebih matang dan efisien.

Nostalgia Vista, Tapi Versi Apple

Microsoft pernah mencoba memperkenalkan Aero Glass di Vista, sebuah bahasa desain yang mengusung efek transparan dan berkilau. Namun upaya itu gagal bersinar. Vista dikenal lambat, rentan bug, dan tidak ramah terhadap perangkat keras yang ada pada masanya. Sebaliknya, Apple datang di era ketika grafis terintegrasi bahkan sudah cukup kuat untuk menangani efek visual kompleks, dan perangkat-perangkatnya didukung oleh chip buatan sendiri yang mendongkrak performa grafis.

Hasilnya? Efek Liquid Glass tampil mulus di iPhone, iPad, dan Mac versi terbaru. Ikon-ikon tampak seperti permata digital, sementara elemen UI yang transparan hadir menyatu tanpa memberatkan sistem.

Evolusi Desain yang Konsisten

Tidak seperti lompatan besar Windows dari XP ke Vista, Apple telah bergerak perlahan namun pasti menuju gaya visual yang lebih modern sejak iOS 7 diluncurkan pada 2013. Kala itu, Apple meninggalkan skeuomorfisme dan memulai era desain datar dan minimalis. Liquid Glass hanyalah kelanjutan dari evolusi ini—bukan revolusi tiba-tiba.

Bahkan, jika menelusuri sejarahnya, Apple sudah memulai tren antarmuka transparan sejak Mac OS X tahun 2001 dengan dock mengilapnya. Bisa dibilang, Apple hanya menyempurnakan estetika yang dulu pernah dirintis.

Tidak Semua Orang Suka, dan Itu Wajar

Meskipun secara teknis mengesankan, Liquid Glass tidak serta-merta disukai semua orang. Beberapa kritikus menyebut tampilannya “terlalu ramai” atau “membingungkan.” Untungnya, Apple tetap menyediakan opsi untuk menyesuaikan elemen visual ini di menu Aksesibilitas, termasuk mengurangi transparansi dan gerakan.

Sebagai contoh, Pusat Kontrol baru di iOS 26 tampil dramatis saat ditarik dari dalam aplikasi, namun bisa terasa terlalu mencolok jika diakses dari layar beranda. Bagi sebagian pengguna, ini mungkin dianggap sebagai estetika yang berlebihan.

Sentuhan Masa Depan di Ujung Jari

Meski begitu, pengalaman menggunakan Liquid Glass memberi kesan futuristik. Ikon yang mengilap seolah mengundang sentuhan, dan efek transparansi menciptakan kedalaman visual yang halus. Safari versi terbaru bahkan menyuguhkan pengalaman browsing layar penuh yang lebih bersih dan imersif, dengan bilah navigasi yang secara cerdas menghilang dan muncul kembali sesuai interaksi pengguna.

Sebagian pengguna mungkin juga merasakan nuansa visionOS dari Apple Vision Pro, yang memang menjadi inspirasi desain Liquid Glass. Ini adalah langkah berani Apple untuk menyatukan ekosistem visual dari perangkat seluler hingga realitas campuran.

Apple Belum Selesai—Dan Itu Hal Baik

Masih ada waktu hingga peluncuran resmi iOS 26 dan macOS Tahoe 26 musim gugur ini. Apple dikenal responsif terhadap umpan balik pengguna beta, dan bukan tidak mungkin akan menyesuaikan atau menyempurnakan elemen Liquid Glass berdasarkan masukan komunitas.

Yang jelas, Apple tidak takut mendorong batasan estetika antarmuka. Dan dibandingkan bermain aman dengan tampilan lama yang membosankan, upaya menyegarkan ini—meski kontroversial—memberi identitas visual yang berani pada sistem operasi terbaru mereka.

 

Komentar