
Tanjungpinang – Pulau Penyengat kembali menjadi sorotan nasional saat Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Jumat (13/6). Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan menjadi momentum strategis penelusuran sejarah peradaban Melayu dan penguatan kerja sama lintas provinsi.
Gubernur Ansar mengajak kedua pemimpin daerah tersebut menyusuri warisan budaya yang melekat di Pulau Penyengat, mulai dari situs sejarah hingga simbol kejayaan Kerajaan Riau-Lingga. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Tanjungpinang Raja Ariza, Kepala Dinas Pariwisata Kepri Hasan, serta jajaran pejabat dari Jawa Tengah dan Lampung.
Ziarah ke Tokoh-Tokoh Bangsa
Rangkaian kunjungan dimulai dengan ziarah ke makam tokoh-tokoh Melayu ternama seperti Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah, Engku Puteri Raja Hamidah, dan Raja Ali Haji — penggagas Gurindam Dua Belas dan pelopor Bahasa Indonesia modern. Doa bersama dipanjatkan sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi para leluhur terhadap sejarah bangsa.
Simbol Adat dan Kejayaan Intelektual
Perjalanan dilanjutkan ke Balai Adat Melayu, di mana para tamu kehormatan menjalani prosesi penyambutan adat yang khas, mencuci tangan dan muka serta meminum air dari perigi tua. Rombongan mendapat penjelasan mengenai sejarah berdirinya balai adat yang menjadi pusat pelestarian nilai-nilai tradisional Melayu.
Kunjungan diakhiri dengan menapak tilas spiritual di Masjid Raya Sultan Riau, ikon kejayaan Kerajaan Riau-Lingga yang juga menjadi simbol lahirnya Bahasa Indonesia. Masjid ini terkenal karena dibangun menggunakan putih telur sebagai salah satu bahan perekatnya — menandakan perpaduan spiritualitas dan kecerdasan arsitektur lokal.
Apresiasi Gubernur Jawa Tengah
Gubernur Ahmad Luthfi mengungkapkan kekagumannya terhadap Pulau Penyengat, yang menurutnya menyimpan nilai-nilai religius dan kebangsaan yang dalam.
“Banyak pelajaran moral yang bisa kami ambil dari sini. Bahasa Indonesia yang kita banggakan hari ini lahir dari akar peradaban Melayu seperti di Penyengat ini,” tuturnya.
Ia juga menekankan rencana memperkuat kerja sama antara Jawa Tengah dan Kepri dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi kreatif, ketahanan pangan, hingga pemberdayaan masyarakat.
“Kami akan menjajaki sinergi antardaerah, termasuk Lampung dan Maluku Utara, guna membangun sistem regional yang saling mendukung, khususnya dalam pengendalian inflasi melalui pendekatan circle competing,” tambahnya.
Gubernur Lampung: Penyengat Jadi Teladan Peradaban
Senada, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyoroti kehebatan Pulau Penyengat sebagai pusat literasi dan budaya bangsa.
“Daerah ini membuktikan bahwa kekayaan tak hanya diukur dari materi, tetapi juga dari kontribusi intelektual dan budaya. Pulau Penyengat menjadi sumber inspirasi bagi pembangunan karakter bangsa,” ujarnya.
Rahmat juga mendorong generasi muda untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya sebagai pilar utama membangun identitas nasional.
Gubernur Kepri Dorong Kolaborasi Budaya dan Ekonomi
Gubernur Ansar Ahmad menegaskan bahwa kunjungan lintas provinsi ini bukan sekadar wisata sejarah, namun langkah awal membangun sinergi antarpemimpin daerah dalam membangkitkan kembali semangat kebangsaan berbasis budaya.
“Pulau Penyengat bukan hanya warisan Kepri, tetapi milik bangsa. Kami siap membuka kolaborasi di bidang pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif, demi mendorong pertumbuhan bersama dan kestabilan ekonomi regional,” ujar Ansar.
Ia juga menegaskan pentingnya menjadikan nilai budaya dan spiritual sebagai fondasi pembangunan yang berkelanjutan.
“Dari sejarah Penyengat, kita belajar bahwa kekuatan sebuah bangsa bukan hanya ditentukan oleh ekonomi, melainkan oleh karakter, budaya, dan warisan nilai-nilai luhur yang dirawat dan diwariskan,” pungkasnya.
sumber: Diskominfo Kepri
Komentar