
Kepri – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dikenal sebagai wilayah kepulauan strategis yang memiliki ratusan pulau kecil. Di antara ribuan pulau tersebut, terdapat sederet pulau terluar yang nyaris tak terjamah manusia dan minim aktivitas penduduk. Pulau-pulau ini menyimpan potensi besar, baik dari sisi pertahanan negara, ekowisata, maupun investasi berkelanjutan.
Berikut deretan pulau terluar di Kepri yang tidak berpenghuni atau jarang dihuni dan memiliki nilai strategis maupun ekologis:
1. Pulau Tokong Berlayar – Kabupaten Kepulauan Anambas
Pulau ini unik karena hanya terdiri dari gugusan batu granit besar tanpa tanah ataupun vegetasi. Tidak ada satu pun pohon tumbuh di sini, menjadikannya lokasi eksotis yang kerap diburu para penyelam profesional. Letaknya yang berbatasan langsung dengan wilayah perairan internasional mempertegas pentingnya fungsi geopolitiknya.
2. Pulau Tokong Nanas – Kabupaten Anambas
Dengan luas sekitar 3,1 hektare, pulau ini menjadi bagian dari garis batas negara di Laut Natuna Utara. Meskipun tak berpenghuni, pemerintah pusat menetapkannya sebagai aset strategis dan melarang segala bentuk kepemilikan individu. Letaknya dekat perbatasan Malaysia menjadikannya penting dalam konteks kedaulatan.
3. Pulau Tokong Malang Biru – Kabupaten Anambas
Sama seperti pulau sebelumnya, Tokong Malang Biru didominasi oleh batuan besar. Di atasnya berdiri mercusuar dan prasasti sebagai penanda pulau terluar Indonesia. Ini bukan destinasi biasa, tapi penjaga diam batas Nusantara.
4. Pulau Mangkai & Damar – Kabupaten Anambas
Keduanya merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Anambas dan masuk dalam daftar pulau perbatasan. Keindahan bawah lautnya sangat potensial untuk dijadikan kawasan konservasi atau pariwisata berkelas internasional.
5. Pulau Ritan & Tokongsendok – Kabupaten Anambas
Dua nama ini sempat viral karena muncul dalam situs jual-beli pulau, padahal keduanya belum memiliki status kepemilikan tetap dan sebagian besar masih tidak berpenghuni. Fenomena ini memicu kekhawatiran akan kedaulatan wilayah.
6. Pulau Mala & Nakok – Kabupaten Anambas
Kedua pulau ini dikategorikan sebagai wilayah tak bertuan. Pemerintah melarang keras penguasaan privat terhadap pulau-pulau ini karena berada dalam jalur perbatasan laut negara.
7. Pulau Iyu Kecil – Kabupaten Karimun
Luasnya hanya sekitar 0,5 hektar. Meskipun kecil, posisinya sangat dekat dengan perairan internasional dan rawan eksploitasi. Tidak ada aktivitas warga di sini.
8. Pulau Batu Berhenti (atau Batu Berantai) – Kota Batam
Terdiri dari tumpukan batu dan pasir, pulau ini memiliki mercusuar yang menjadi penanda navigasi laut. Lokasinya berbatasan langsung dengan Singapura, menjadikannya titik krusial bagi lalu lintas pelayaran.
9. Pulau Nongsa – Kota Batam
Pulau kosong seluas satu hektar ini memiliki nilai strategis tinggi karena letaknya berdekatan dengan jalur pelayaran internasional di Selat Singapura.
10. Pulau Tokong Boro, Semiun, Sebetul – Kabupaten Anambas
Ketiganya merupakan pulau-pulau kosong dengan luas bervariasi, mulai dari 8 hingga 30 hektar. Keindahan alam dan kondisi lingkungan yang masih alami menjadikannya ideal sebagai zona konservasi laut.
11. Pulau Sekatung, Kepala, dan Sentut – Kabupaten Natuna
Pulau Sekatung adalah salah satu pulau tak berpenghuni terbesar, dengan luas mencapai 20 km². Di sisi lain, Pulau Kepala dan Sentut masing-masing memiliki luas sekitar 3 hektar dan tetap menjadi wilayah kosong. Pemerintah menjadikan Sekatung sebagai titik pangkal batas negara.
Potensi dan Tantangan
Meskipun sebagian besar pulau ini kosong, pemerintah Provinsi Kepulauan Riau tengah menyusun strategi pemanfaatan pulau-pulau tersebut, mulai dari penguatan pos pengamanan perbatasan, konservasi laut, hingga peluang investasi ramah lingkungan seperti eco resort dan budidaya laut berkelanjutan.
Namun demikian, munculnya kasus jual-beli pulau di internet menjadi ancaman nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia. Perlu pengawasan ketat dan pengelolaan terpadu agar pulau-pulau tak berpenghuni ini tetap berada dalam kendali negara.
Pulau-pulau terluar di Kepri bukan hanya soal batu dan pasir, tapi juga soal batas negara, potensi wisata bahari, dan kekayaan laut yang belum tergali. Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi menjaga dan memanfaatkan aset strategis ini secara bijak agar tidak jatuh ke tangan asing maupun kepentingan privat yang merugikan kedaulatan nasional. (*)
Komentar