
Jakarta – Indonesia kembali menunjukkan eksistensinya di panggung sains internasional dengan mengirimkan empat siswa SMA terbaik ke ajang bergengsi International Chemistry Olympiad (IChO) ke-57 yang akan digelar pada 5 hingga 14 Juli 2025 di Dubai, Uni Emirat Arab.
Keempat pelajar ini terpilih melalui serangkaian seleksi ketat dan pembinaan nasional yang dilaksanakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di bawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Mereka adalah:
Darren Mikael Chauhari – SMAS 1 Kristen BPK Penabur Jakarta
Muhammad Clerisyad Atthahirzi – SMA Al Wafi IBS Bogor
Bramantyo Abimanyu – SMA Labschool Kebayoran, Jakarta
Sultan El Shirazy – SMA Negeri 17 Palembang
Seluruh peserta merupakan peraih medali pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2024 untuk bidang Kimia dan telah menjalani tiga tahap pembinaan intensif dalam mempersiapkan diri menghadapi kompetisi tingkat dunia.
Kepala Puspresnas, Maria Veronica Irene Herdjiono, mengungkapkan harapannya terhadap capaian tahun ini. “Tahun lalu kita berhasil membawa pulang empat medali perunggu. Tahun ini target kami meningkat. Kami berharap bisa meraih medali emas untuk Indonesia,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Rabu (9/7/2025).
Ia menambahkan bahwa seluruh siswa telah dibekali dengan materi teori dan praktikum berdasarkan kurikulum IChO serta mendapat dukungan dari tim ahli dan pembina berpengalaman.
Delegasi Indonesia juga akan didampingi oleh tim pembina dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terdiri dari Deana Wahyuningrum, Fainan Failamani, dan Rindia Maharani Putri. Deana, selaku Koordinator Tim Pembina, menyampaikan bahwa para siswa telah menguasai lima cabang utama dalam kimia: Kimia Fisik, Organik, Anorganik, Analitik, dan Biokimia.
“Kami sudah melatih mereka dengan latihan praktikum intensif serta memperdalam aspek teori sesuai standar internasional. Mereka benar-benar siap tampil maksimal,” kata Deana.
Salah satu peserta, Sultan El Shirazy, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan ini. “Materi yang diajarkan sangat lengkap dan sesuai dengan kebutuhan kompetisi. Insya Allah, kami akan memberikan yang terbaik untuk bangsa,” ucapnya penuh semangat.
Sementara itu, Bramantyo Abimanyu menyampaikan bahwa proses pembinaan memberikan rasa percaya diri saat menghadapi peserta dari negara lain. “Pembinaan ini sangat membekali kami secara akademis dan mental. Saya lebih yakin untuk tampil maksimal,” ujarnya.
Ajang IChO sendiri diikuti oleh sekitar 90 negara, dan setiap negara hanya dapat mengirimkan empat pelajar terbaik. Kompetisi ini menjadi barometer global dalam bidang pendidikan kimia tingkat menengah.
Partisipasi Indonesia dalam IChO 2025 bukan hanya sekadar mengikuti perlombaan internasional, tetapi juga sebagai bentuk pengakuan atas kemampuan generasi muda Indonesia dalam sains dan teknologi. Hal ini sekaligus menjadi motivasi bagi pelajar lainnya untuk terus mengembangkan potensi di bidang akademik, khususnya ilmu kimia.
sumber: infopublik.id