PAPDI Perbarui Rekomendasi Imunisasi Dewasa 2025: Dorong Vaksinasi Pneumonia untuk Lindungi Lansia dan Populasi Rentan

Img 20250720 49727Jakarta – Penyakit pneumonia masih menjadi momok bagi populasi dewasa di Indonesia, terutama bagi kelompok lansia dan individu dengan kekebalan tubuh rendah. Dalam upaya memperkuat perlindungan kesehatan masyarakat, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) melalui Satgas Imunisasi Dewasa secara resmi memperbarui Jadwal Imunisasi Dewasa 2025 dengan merekomendasikan vaksin pneumokok terbaru, PCV-20.

Pneumonia, yang banyak disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, terus menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat infeksi di seluruh dunia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, penyakit ini masih termasuk dalam sepuluh besar penyebab kematian, dengan angka fatalitas lebih tinggi pada kelompok usia lanjut.

Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh secara alami mengalami penurunan. Ditambah dengan kondisi medis tertentu, orang dewasa menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan, termasuk pneumonia. Oleh sebab itu, pendekatan preventif melalui vaksinasi menjadi sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

Vaksin PCV-20 Kini Direkomendasikan untuk Dewasa

Dalam diskusi media bertema “Perlindungan Populasi Dewasa dari Pneumonia melalui Vaksinasi”, PAPDI menekankan pentingnya vaksinasi sebagai strategi utama menurunkan angka kesakitan, rawat inap, hingga kematian akibat pneumonia. Salah satu inovasi yang diangkat adalah vaksin pneumokok konjugat terbaru, yaitu PCV-20, yang kini telah memperoleh izin edar dari BPOM RI sejak September 2024 dan tersedia di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia.

Vaksin PCV-20 memberikan perlindungan lebih luas terhadap serotipe-serotipe bakteri penyebab pneumonia, dan direkomendasikan untuk dewasa mulai usia 18 tahun. Sementara itu, vaksin pneumokok jenis polisakarida juga tetap menjadi pilihan untuk mereka yang berusia 50 tahun ke atas.

Perluasan Edukasi dan Kesadaran Imunisasi Dewasa

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, menyampaikan bahwa penambahan jenis vaksin ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan PAPDI dalam menyesuaikan rekomendasi imunisasi dengan perkembangan ilmiah dan kebutuhan masyarakat.

“Kami secara berkala mengkaji vaksin-vaksin terbaru yang telah tersedia di Indonesia agar Jadwal Imunisasi Dewasa tetap relevan dan dapat diaplikasikan oleh tenaga medis di lapangan,” jelasnya.

Senada dengan itu, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, selaku penasihat Satgas dan ahli imunologi klinik, menegaskan bahwa lansia dan pasien dengan penyakit penyerta memiliki risiko tinggi terhadap pneumonia berat. Ia menekankan bahwa vaksinasi adalah “benteng utama” untuk mencegah infeksi berulang dan komplikasi serius.

Sementara itu, Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, selaku Ketua Umum PP PAPDI periode 2025–2028, mengingatkan bahwa vaksinasi dewasa bukan hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga berdampak pada efisiensi pembiayaan layanan kesehatan secara nasional.

“Dengan meningkatkan cakupan imunisasi pneumonia, kita tidak hanya mencegah kematian, tapi juga menekan beban ekonomi akibat perawatan di rumah sakit yang mahal,” ujarnya.

Vaksinasi Sebagai Pilar PHBS

Kementerian Kesehatan RI yang turut mendukung kegiatan ini juga menyoroti pentingnya pendekatan pencegahan terpadu, termasuk penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta edukasi berkelanjutan terkait imunisasi dewasa. Masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa vaksinasi penting dilakukan bukan hanya pada masa kanak-kanak, namun juga sepanjang hidup.

Akses Mudah dan Informasi Terbuka

Jadwal Imunisasi Dewasa 2025 hasil pembaruan Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI kini bisa diakses publik secara daring melalui situs resmi www.satgasimunisasipapdi.com. Informasi ini diharapkan mempermudah para praktisi kesehatan dalam merekomendasikan imunisasi kepada pasien dewasa secara tepat sasaran.

Dengan hadirnya vaksin PCV-20 sebagai opsi terbaru, diharapkan semakin banyak populasi dewasa di Indonesia yang mendapat perlindungan optimal dari ancaman pneumonia. (*)

 

Komentar