‘Shanghai Day’ Guncang Lincoln Center New York: Menyatukan Budaya Lewat Seni Lintas Benua

Img 20250728 10732
Lady White Snake Premieres in the U.S., Presented by Shanghai Grand Theatre

NEW YORK,Sidaknews.com – Suasana di Lincoln Center, New York, berubah menjadi pusat perayaan budaya Shanghai dalam acara “Shanghai Day” yang dipersembahkan bersama oleh Lincoln Center for the Performing Arts dan Center for the China Shanghai International Arts Festival. Dari siang hingga malam, ribuan pengunjung disuguhkan ragam pertunjukan seni, pengalaman interaktif, dan pameran budaya yang menggabungkan tradisi dan inovasi khas Tiongkok.

Momentum ini bukan hanya ajang pertunjukan, tetapi juga bentuk diplomasi budaya yang membangun jembatan emosional antara Timur dan Barat.

Penampilan Perdana “Lady White Snake” Memikat Penonton AS

Sorotan utama datang dari pemutaran perdana pertunjukan tari Lady White Snake oleh Shanghai Grand Theatre di David H. Koch Theater. Karya ini menghadirkan interpretasi kontemporer atas legenda klasik, disertai unsur ballet, tari klasik Tiongkok, dan koreografi modern. Dengan latar musik yang memadukan instrumen tradisional, orkestra Barat, serta sentuhan elektronik, pertunjukan ini membawa penonton pada pengalaman artistik lintas zaman. Sang sutradara artistik, Tan Yuanyuan, memimpin pertunjukan dengan estetika panggung yang memukau, terinspirasi dari keindahan budaya Jiangnan.

Presiden Festival Internasional Seni Shanghai, Li Ming, mengungkapkan kebanggaannya, “Kami merasa terhormat bisa membawa kekayaan budaya Haipai ke panggung dunia dan memperkenalkan kreativitas seniman Tiongkok kepada masyarakat internasional.”

Sementara itu, Presiden dan CEO Lincoln Center, Mariko Silver, menyampaikan bahwa acara ini mencerminkan kekuatan seni dalam menjembatani budaya dan menyatukan masyarakat dari berbagai penjuru dunia.

Dari Animasi Klasik hingga Tari Jalanan: Shanghai Tampil dengan Wajah Beragam

Atrium David Rubenstein menjadi panggung nostalgia ketika film animasi legendaris The Monkey King: Uproar in Heaven dari Shanghai Animation Film Studio ditayangkan. Di zona keluarga, Shanghai Chinese Orchestra menyuguhkan “Stories of Chinese Zodiac” menggunakan alat musik tradisional seperti suona dan pipa, dilengkapi animasi tinta air karya Zhang Lelu yang menghibur anak-anak.

Ketika malam tiba, taman Lincoln Center disulap menjadi “Paviliun Budaya Shanghai”, menghadirkan beragam kerajinan tangan seperti seni potong kertas, kaligrafi, qipao tradisional, hingga kuliner khas Longhua Temple. Stan rias wajah opera Tiongkok versi “Guochao Punk” menjadi favorit pengunjung, menawarkan pengalaman transformasi wajah dengan sentuhan modern.

Musik Game, Silent Disco, dan Tari Jalanan Hidupkan Malam New York

Panggung utama di Damrosch Park diramaikan konser Arknights yang memadukan musik elektronik, simfoni, dan etnik—hasil kolaborasi dengan komposer dunia seperti Gareth Coker. Sementara itu, area Dance Floor dipenuhi semangat anak muda Tiongkok yang tampil dengan gaya tari urban seperti popping dan locking, membawakan karya “Spread Your Wings” yang viral secara global.

Tak ketinggalan, musisi jazz Li Xiaochuan menghadirkan melodi yang memadukan identitas Timur dan gaya Barat dalam komposisi orisinalnya. Penutup acara menghadirkan Silent Disco, di mana ratusan pengunjung menari bebas dengan headphone, membaurkan erhu, pipa, dan irama elektronik dalam ruang sunyi yang penuh makna.

Jembatan Budaya di Tengah Kota Global

Visual ikonik seperti siluet Yuyuan Garden dan cakrawala Lujiazui turut memperkuat atmosfer “Shanghai” di pusat kota New York. Seorang warga, Fromm, mengaku, “Rasanya seperti menjelajahi Shanghai tanpa meninggalkan Manhattan—pengalaman sensorik yang membangkitkan rasa ingin tahu dan kekaguman.”

Sebagai penutup, “Shanghai Day” tak hanya menciptakan perayaan seni, tetapi juga memperkuat dialog antarbangsa melalui kekuatan budaya. Lewat harmoni seni, musik, dan ekspresi tradisi, acara ini menorehkan jejak baru dalam hubungan budaya antara Tiongkok dan Amerika Serikat. (*)