Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Capai 5,12 Persen, Bank Indonesia: Masih Sesuai Proyeksi

Ekonomi
Pengunjung memilih pakaian di salah satu pusat perbelanjaan di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/8/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan II 2025 terhadap triwulan II 2024 (year on year) tumbuh sebesar 5,12 persen yang didorong oleh kinerja positif di seluruh lapangan usaha, antara lain sektor perdagangan, pertanian, kehutanan, perikanan, serta industri pengolahan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU.

Jakarta – Perekonomian Indonesia menunjukkan performa positif pada triwulan II tahun 2025 dengan pertumbuhan mencapai 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), berdasarkan laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan pertama 2025 yang tercatat sebesar 4,87 persen (yoy).

Bank Indonesia (BI) merespons capaian tersebut dengan menyatakan bahwa pertumbuhan tersebut sesuai dengan proyeksi yang telah dibuat sebelumnya. “Secara keseluruhan, laju pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini diperkirakan berada dalam rentang 4,6 hingga 5,4 persen,” ujar Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam pernyataan tertulis, Rabu (6/8/2025). Dilansir dari laman: infopublik.id.

Ramdan menjelaskan, dari sisi pengeluaran, peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal ini terutama ditopang oleh aktivitas dalam negeri yang menguat serta kinerja ekspor dan impor yang terus membaik.

Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Jadi Motor Penggerak

Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,97 persen (yoy), didorong oleh tingginya mobilitas masyarakat selama masa libur sekolah dan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Sementara itu, investasi (pembentukan modal tetap bruto) mencatat pertumbuhan 6,99 persen (yoy), didukung oleh meningkatnya realisasi investasi dari sektor swasta maupun pemerintah.

Namun, belanja pemerintah mengalami kontraksi tipis sebesar 0,33 persen (yoy), yang disebut sebagai dampak dari normalisasi anggaran pasca-penyelenggaraan Pemilu 2024 yang sempat menyebabkan lonjakan belanja negara.

Sektor konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) pun mencatat kenaikan signifikan sebesar 7,82 persen (yoy).

Ekspor dan Impor Tumbuh, Sektor Usaha Tunjukkan Tren Positif

Ekspor nasional meningkat 10,67 persen (yoy), terutama karena permintaan dari negara mitra dagang utama tetap kuat, serta adanya peningkatan ekspor jasa, termasuk dari sektor pariwisata yang kembali menggeliat dengan masuknya wisatawan mancanegara. Di sisi lain, impor juga naik, mencerminkan pertumbuhan permintaan dalam negeri.

Bila dilihat berdasarkan lapangan usaha (LU), hampir seluruh sektor menunjukkan pertumbuhan yang solid. Sektor industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi menjadi kontributor utama, seiring membaiknya permintaan baik domestik maupun global.

Wilayah Jawa Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Dari sisi geografis, semua wilayah di Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Jawa, disusul oleh kawasan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), kemudian Sumatera, Kalimantan, dan Bali-Nusa Tenggara (Balinusra).

Dengan tren ini, Indonesia dinilai masih berada di jalur yang stabil menuju pemulihan ekonomi menyeluruh, meskipun tantangan global dan domestik masih perlu terus diwaspadai. (*)

Komentar