
Tapanuli Selatan, Sidaknews.com – Upaya konservasi Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) mendapat dukungan baru dengan terbentuknya Forum Konservasi Orangutan Tapanuli (FOKAT). Forum ini diinisiasi oleh aktivis lingkungan dan organisasi masyarakat sipil yang selama ini aktif menjaga ekosistem Batangtoru, salah satu habitat terakhir spesies primata paling langka di dunia.
Orangutan Tapanuli adalah spesies endemik yang hanya ditemukan di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Spesies ini memiliki perbedaan morfologi dan genetik dengan orangutan di Kalimantan maupun Sumatera bagian utara (Langkat–Aceh). Keunikan ini membuat pemerintah menetapkannya sebagai satwa dilindungi Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Misi FOKAT: Melindungi Habitat dan Populasi
FOKAT dibentuk sebagai wadah kolaborasi antara pemerhati lingkungan, peneliti, akademisi, dan masyarakat untuk:
Melindungi habitat Orangutan Tapanuli dari ancaman deforestasi dan perusakan ekosistem.
Mengedukasi generasi muda di sekitar ekosistem Batangtoru tentang pentingnya menjaga satwa liar.
Mencegah perdagangan satwa dilindungi dan memutus rantai perburuan ilegal.
“Hari ini kami mendeklarasikan FOKAT sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap keberlangsungan Orangutan Tapanuli. Forum ini akan menjadi pusat strategi perlindungan habitat dan satwa, serta mengedukasi pelajar dan masyarakat sekitar,” ungkap Hendrawan Hasibuan, inisiator dan deklarator FOKAT, Jumat (8/8/2025).
Ancaman Serius Terhadap Orangutan Tapanuli
Menurut Hendrawan, populasi Orangutan Tapanuli kini berada dalam ancaman serius. Aktivitas industri ekstraktif yang menyebabkan deforestasi di Batangtoru, maraknya kasus perdagangan satwa liar, serta degradasi habitat menjadi faktor utama penyusutan jumlah spesies ini.
“Forum ini terbuka bagi semua pihak yang peduli. Kita perlu bersatu agar ekosistem Batangtoru tetap terjaga dan Orangutan Tapanuli tidak punah,” tegasnya.
Momentum Hari Orangutan Sedunia
Deklarasi FOKAT bertepatan dengan momentum menjelang Hari Orangutan Sedunia yang diperingati setiap 19 Agustus. Harapannya, forum ini menjadi pusat koordinasi dan advokasi berbagai pihak, mulai dari lembaga pemerhati satwa, peneliti, lembaga advokasi lingkungan, hingga perguruan tinggi.
Dengan kolaborasi lintas sektor, FOKAT diharapkan mampu menjadi benteng terakhir penyelamatan spesies langka di Sumatera ini, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem Batangtoru sebagai harta karun alam Indonesia. (Saipul Bahri Siregar/Sidaknews)
Komentar