GASA Perluas Jaringan di Asia Tenggara Hadapi Lonjakan Scam

Global Anti-Scam Summit (GASS) Asia 2025

Singapura,Sidaknews.com – Ancaman penipuan daring di Asia Tenggara yang merugikan masyarakat hingga US$23,6 miliar dalam setahun terakhir menjadi sorotan utama dalam Global Anti-Scam Summit (GASS) Asia 2025 yang digelar pada 2–3 September di Suntec City Convention Centre.

Acara yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan internasional ini dibuka oleh Tan Kiat How, Menteri Negara Senior di Kementerian Pembangunan Digital dan Informasi sekaligus Patron GASA Chapter Singapura. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa perang melawan penipuan digital membutuhkan strategi kolaboratif dengan memanfaatkan teknologi sebagai senjata utama.

Empat Inisiatif Penting Diluncurkan di GASS Asia 2025

GovTech Singapore Gabung Global Signal Exchange (GSE)
Untuk pertama kalinya di dunia, sebuah lembaga pemerintah bergabung dalam pertukaran sinyal penipuan global. Dengan sistem yang mampu melacak lebih dari 400 juta ancaman secara real time, langkah ini memperkuat kolaborasi publik-swasta di level internasional.

Dukungan Dana US$5 Juta dari Google.org
Google.org menyalurkan dana hibah ke ASEAN Foundation guna memperluas akses edukasi pencegahan scam bagi 3 juta orang di Asia Tenggara. Salah satunya melalui permainan interaktif edukatif Be Scam Ready yang akan resmi diluncurkan Oktober di Singapura sebelum diperluas ke kawasan lain.

Rilis Laporan dan Game Edukasi Baru
Laporan berjudul Building Resilience Against Digitally-enabled Scams and Fraud in Southeast Asia diluncurkan oleh Tech for Good Institute bersama Bamboo Builders. Selain itu, Bamboo Builders memperkenalkan permainan daring “ScamWISE Squad” yang mengadaptasi kasus nyata penipuan di Singapura menjadi sarana pembelajaran interaktif.

Ekspansi Jaringan GASA di Asia Tenggara
Setelah Singapura, kini Indonesia dan Filipina resmi memiliki chapter operasional GASA. Kehadiran cabang baru ini diharapkan memperkuat pertukaran informasi lintas negara dan mempercepat respons terhadap kejahatan siber.

Fakta Mengejutkan dari Laporan “State of Scams in Southeast Asia 2025”

Rata-rata kerugian mencapai US$660 per individu, dengan Singapura menjadi negara paling terdampak (US$2.132 per orang).

77% orang dewasa di Asia Tenggara pernah terpapar upaya penipuan daring dalam 12 bulan terakhir.

Hampir 2 dari 3 kasus penipuan terjadi hanya dalam 24 jam sejak kontak awal.

Menurut Jorij Abraham, Managing Director GASA, fenomena ini bukan sekadar masalah konsumen, tetapi sudah menjadi tantangan keamanan global. “Jaringan kriminal bergerak jauh lebih cepat dibandingkan sistem perlindungan kita. Namun dengan kolaborasi dan infrastruktur yang tepat, kita bisa menutup celah tersebut,” ujarnya.

Kolaborasi Jadi Kunci Pertahanan Digital

Rajat Maheshwari, Ketua GASA Singapura dan Senior Vice President Strategic Growth Asia Pacific Mastercard, menambahkan bahwa solusi tidak dapat berjalan dalam silo. “Singapura sudah membuktikan bahwa kolaborasi pemerintah dan sektor swasta mampu mengubah situasi. Tantangannya kini adalah bagaimana membawa model ini ke seluruh Asia Tenggara,” katanya.

Tentang Global Anti-Scam Alliance (GASA)

Global Anti-Scam Alliance (GASA) adalah organisasi nirlaba internasional yang berkomitmen melindungi konsumen dari penipuan daring. Melalui program seperti Global Signal Exchange dan seri Global Anti-Scam Summit, GASA memfasilitasi kerja sama lintas pemerintah, lembaga penegak hukum, sektor keuangan, perusahaan teknologi, akademisi, hingga masyarakat sipil. Misi utamanya adalah mengurangi kerugian finansial dan psikologis akibat scam serta menciptakan ruang digital yang aman. (*)