PTAR Raih Berbagai Penghargaan Perhelatan EPSA di Universitas Diponegoro, Semarang

Bayu Arianto Mewakili Genaral Manager PTAR, Rahmat Lubis saat menerima penghargaan emas katagori Eco-Hazard Innovation di ajang perhelatan EPSA 2025 dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah , Widi Hartanto (31/08). (Saipul Bahri Siregar/Dok.PTAR).

Tapanuli Selatan.Sidaknews.com – Perusahaan Pengelola Tambang Emas Martabe ,PTAR yang beroperasi di Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, berhasil meraih Gold Award kategori Eco Hazard Innovation pada ajang Eco-Tech Pioneer and Sustainability Award (EPSA) yang sudah digelar di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah (31/8/2025).

Penghargaan ini diberikan kepada PTAR, karena telah berhasil melakukan pengolahan 155,25 ton minyak pelumas bekas.

Capaian ini PTAR menerapkan dan menggunakan teknologi hypobaric Froction Seperator, sehingga PTAR dianggap mampu menekan Global Warming Potential (GWP) hingga mencapai 441,975,09 tinggal CO2ek.

Tim Departemen Environmen Agincourt Resources saat melakukan pemeriksaaan alat pada waste oil processing plan (WOPP) ditambang emas Martabe, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.(Saipul Bahri Siregar/Dok.PTAR).

General Manager Operation & Deputi Director Operation PTAR, Rahmat Lubis melalui Siaran Pers menjelaskan, perusahaan terus menerapkan proses penambangan dan pengelolaan emas dengan menggunakan hemat energi melalui berbagai inovasi dibagian sistem maupun alat produksi.

Selanjutnya, berbagai bahan yang sudah tidak digunakan lagi dalam operasi dimanfaatkan untuk kegiatan lain, misalnya limbah minyak pelumas bekas, yang awalnya dikirimkan ke TPS LBS saat ini telah dikelola secara mandiri oleh perusahaan.

Rahmat juga menegaskan penghargaan EPSA yang diterima PTAR adalah sebagai bukti dan komitmen perusahaan untuk terus mendukung program pemerintah, dengan cara memperkuat penerapan lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam mendukung mengurangi emisi net-zero.

“Karena terus berkomitmen dan berupaya dalam mengurangi emisi net-zero, sehingga pemerintah memberikan Apresiasi ke PTAR”, tegasnya.

Rahmat juga menjelaskan, PTAR telah mencapai target 30 persen, pengurangan gas rumah kaca pada tahun dari tahun 2019 sehingga, PTAR terus berupaya untuk terus melakukannya dan menarget akan terus berusaha mencapai hingga tahun 2030.

Selain itu, kami juga terus mengembangkan berbagai inovasi pengelolaan lingkungan dan akan terus melakukannya dan tetap mengacu pada peraturan pemerintah dengan berdasarkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) katanya.

PT AR juga melakukan Program Utilisasi Hypobaric Fraction Seperator untuk pemanfaatan minyak pelumas. Hingga 80 persen sebagai Subtstusi bahan bakar minyak pada bahan peledak menggantikan bahan bakar Diesel.

Perusahaan melakukannya dengan cara menggunakan teknologi pemanasan, filtrasi, pemisakan fraksi bertekanan rendah , hingga pendinginan , minyak pelumas bekas berhasil dimurnikan sehingga menjadi bahan yang bisa digunakan.

“Selain mampu mengurangi dampak lingkungan, inovasi ini dapat menciptakan efesiensi berkat penerapan practik cirtular ekonomi. Inovasi ini juga merupakan kontribusi kami dalam mendukung pencapaian SDGs ke 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab “, ucap Rahmat.

Selain itu, Rahmat Lubis juga menambahkan perusahaan telah mendapat penghargaan Gold atas program “Closed Loop Energy Reclamation dengan intelligent Torgue Control (ITC) pada Sistem Ore Grinding “, pada tahun 2024.

Tentunya dengan capaian ini, perusahaan mampu mengurangi penggunaan energy listrik sebesar 4.931 Gl dan berhasil menghemat biaya pembelian listrik hingga senilai Rp. 1,69 miliar.

Rahmat juga menyampaikan PTAR telah mendapat penghargaan perhelatan yang dibawa PT AR, dengan 7 Penghargaan pada perhelatan EPSA tahun ini dengan mendapatkan dua Gold, tiga Silver dan dua Bronze katanya. (Saipul Bahri Siregar/Sidaknews)

Komentar