
Xiaomi yang dulu pernah menjadi merek ponsel terlaris di India kini menghadapi penurunan tajam. Data terbaru menunjukkan pangsa pasar perusahaan asal Tiongkok ini terus menyusut akibat turunnya penjualan, tekanan regulasi, serta dana yang dibekukan pemerintah. Kondisi ini membuat Xiaomi semakin sulit mempertahankan posisinya di pasar ponsel terbesar kedua dunia.
Penurunan Penjualan dan Persaingan Ketat
Laporan IDC mencatat pengiriman ponsel Xiaomi di India turun 23,5% secara tahunan pada kuartal kedua 2025. Angka ini menyingkirkan Xiaomi dari daftar lima besar vendor ponsel di negara tersebut. Posisi kosong itu langsung dimanfaatkan Vivo dan Oppo, terutama di segmen menengah ke atas yang kini menjadi ladang kompetisi utama.
Xiaomi dianggap gagal bersaing di pasar premium karena terlalu mengandalkan model global tanpa penyesuaian khusus untuk konsumen India. Padahal, konsumen kini semakin banyak pilihan dengan produk lokal maupun global yang menawarkan spesifikasi lebih sesuai kebutuhan. Ketertinggalan dalam meluncurkan ponsel lipat dan terhentinya riset khusus India ikut memperburuk keadaan.
Masalah Regulasi dan Dampaknya pada Bisnis
Selain penurunan penjualan, Xiaomi juga harus menghadapi serangkaian investigasi dari lembaga pemerintah India, termasuk Directorate of Revenue Intelligence, Bea Cukai, Pajak Penghasilan, hingga Enforcement Directorate. Akibatnya, lebih dari Rp87 triliun (₹4.700 crore) dana perusahaan dibekukan. Situasi ini menciptakan citra “berisiko tinggi” bagi investor.
Sejak 2022, Xiaomi juga mengurangi aktivitas pemasaran dan kehilangan sejumlah eksekutif penting. Dampaknya, daya tarik merek menurun di mata konsumen India. Para analis menilai tanpa langkah serius untuk menyelesaikan masalah hukum dan memperkuat kembali kedekatan dengan pasar lokal, posisi Xiaomi akan semakin tertekan.
Pada 2018, India menyumbang sekitar 45% dari pendapatan global Xiaomi. Kini kontribusinya tinggal satu digit. Tren ini menunjukkan betapa cepat dominasi Xiaomi terkikis. Jika perusahaan tidak segera melakukan perbaikan strategi, kemunduran di India bisa menjadi permanen.