China Perkuat Perdagangan Jasa, Buka Peluang Kolaborasi Global

Foto yang diambil pada 10 September 2025 ini menunjukkan maskot Pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok (CIFTIS) 2025 di Beijing, ibu kota Tiongkok. (Xinhua Hou Jun)

BEIJING,Sidaknews.com – Di tengah tantangan perdagangan global, China menegaskan komitmennya untuk terus mendorong perdagangan jasa. Langkah ini diyakini tidak hanya memperkuat pembangunan ekonomi dalam negeri, tetapi juga membuka ruang pertumbuhan bagi ekonomi dunia.

Pesan tersebut mengemuka dalam China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2025 yang tengah berlangsung di Beijing. Pameran berskala internasional ini diikuti oleh peserta dari lebih 80 negara, wilayah, serta organisasi internasional.

CIFTIS menjadi ajang penting bagi perusahaan global untuk menemukan peluang baru, berbagi solusi, dan menikmati manfaat dari pembangunan berkualitas tinggi di China yang kini semakin terbuka di sektor jasa.

Permintaan Jasa Melonjak

Memasuki edisi ke-12, CIFTIS menampilkan potensi besar industri jasa China. Area pameran utama mencapai lebih dari 100.000 meter persegi, menampilkan berbagai sektor mulai dari pariwisata, pendidikan, transportasi, kesehatan, keuangan, lingkungan, olahraga hingga teknologi informasi.

Tahun ini, paviliun pariwisata dan budaya menghadirkan pengalaman unik berupa tur satu atap destinasi ikonik Beijing, seperti Istana Musim Panas dan Kuil Surga, lengkap dengan produk kreatif unggulan.

“Pameran ini menjadi platform penting untuk menjalin komunikasi dan kerja sama lintas industri,” ujar Wang Fang dari stan Kebun Binatang Beijing, yang tengah membahas kerja sama produk ramah lingkungan dengan mitra internasional.

Seiring meningkatnya peran sektor jasa—yang kini menyumbang lebih dari separuh perekonomian China—permintaan akan layanan berkualitas juga meningkat pesat. Data Kementerian Perdagangan mencatat, periode Januari–Juli 2025, penjualan ritel jasa tumbuh 5,2 persen dibanding tahun sebelumnya.

CIFTIS tahun ini menghadirkan hampir 2.000 peserta pameran, termasuk sekitar 500 perusahaan Fortune Global 500 dan pemimpin industri dunia seperti Walmart, AstraZeneca, dan KPMG. Produk teknologi seperti robot humanoid buatan China juga menarik perhatian dengan demonstrasi inovatif.

Komitmen Keterbukaan

China terus memperluas keterbukaan sektor jasa. Tahun lalu, pemerintah menerapkan sistem daftar negatif nasional untuk perdagangan jasa lintas batas. Di beberapa zona perdagangan bebas, warga asing kini dapat membuka rekening sekuritas maupun berinvestasi di bidang konsultasi dan perdagangan berjangka.

Hasilnya, semester pertama 2025, total perdagangan jasa China mencapai 3,9 triliun yuan (sekitar 549 miliar dolar AS), naik 8 persen secara tahunan.

Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang menegaskan, pemerintah akan memperluas keterbukaan di sektor telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, dan budaya, serta memperkuat keselarasan dengan aturan perdagangan internasional.

“China siap bekerja sama dengan semua pihak untuk memperluas keterbukaan dan kolaborasi di perdagangan jasa, serta mendorong pertumbuhan perdagangan global dan ekonomi dunia,” tegasnya.

Peluang Bersama

Bagi peserta internasional, meningkatnya permintaan jasa di China menghadirkan peluang nyata. Misalnya, Chisholm Institute of TAFE dari Australia berencana menghadirkan kualifikasi pendidikan vokasi di pasar China.

Norwegia menghadirkan sembilan perusahaan di bidang kesehatan, nutrisi, dan akuakultur, menyesuaikan dengan meningkatnya kesadaran kesehatan konsumen China. Sementara Belanda menyoroti peluang kerja sama di bidang olahraga, terutama keselamatan berenang dan infrastruktur bersepeda.

Dengan semakin dalamnya integrasi pasar, kolaborasi lintas industri, dan perluasan keterbukaan, CIFTIS dipandang sebagai motor penting yang memberi dorongan baru bagi kemakmuran ekonomi global. (*)

Komentar