
BEIJING,Sidaknews.com – Perdagangan jasa semakin menjadi mesin penting bagi pertumbuhan ekonomi China dan dinilai memiliki potensi besar, terutama berkat kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI). Hal ini menjadi sorotan para perwakilan global dalam ajang China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2025 yang tengah berlangsung di Beijing.
Pameran yang dibuka Rabu (10/9) di Shougang Park itu menampilkan forum tingkat tinggi dengan menghadirkan pejabat pemerintah, pemimpin industri, hingga pakar internasional untuk membahas masa depan perdagangan jasa.
Marshall Mills, perwakilan senior IMF di China, menilai peluang pertumbuhan jasa di China sangat besar karena skala industri domestiknya masih lebih kecil dibanding negara maju. Ia menekankan bahwa produktivitas sektor jasa, terutama pada layanan keuangan dan perdagangan, terus meningkat dan menjadi penopang penting ekonomi China.
Sementara itu, Tu Xinquan, Dekan China Institute for WTO Studies, mengungkapkan meski sektor jasa kini menyumbang lebih dari 50 persen PDB, angkanya masih tertinggal dari negara maju yang berada di kisaran 70–80 persen. “Perdagangan dapat mendorong pertumbuhan sektor jasa, sementara ekspansi industri meningkatkan permintaan perdagangan. Keduanya saling memperkuat,” ujarnya.
Laporan Kementerian Perdagangan China mencatat volume perdagangan jasa negara itu menembus 1 triliun dolar AS pada 2024, menempatkan China di posisi kedua dunia. Sejak 2012, perdagangan jasa China tumbuh rata-rata 6,7 persen per tahun, atau 1,7 kali lebih cepat dibanding perdagangan barang.
Wakil Menteri Perdagangan China, Sheng Qiuping, menyebut tren digitalisasi semakin mempercepat perdagangan jasa. Teknologi digital memungkinkan layanan lintas batas yang sebelumnya sulit dilakukan kini bisa diperdagangkan. Perkembangan pesat AI juga dinilai membuka babak baru, dengan China memiliki keunggulan kompetitif di bidang ini.
Dalam pameran CIFTIS, sejumlah perusahaan menampilkan solusi berbasis AI di sektor pendidikan, pariwisata, kesehatan hingga olahraga. Robot humanoid buatan China bahkan mendemonstrasikan kemampuan menyajikan makanan, membuat kopi, hingga bermain sepak bola dan tinju.
Sheng menambahkan, perkembangan AI juga memperkuat peran UKM dalam persaingan global, tercermin dari meningkatnya ekspor jasa berbasis pengetahuan. Ke depan, China berkomitmen memperluas keterbukaan di bidang telekomunikasi, kedokteran, pendidikan, dan budaya melalui program percontohan.
“Kami akan semakin dalam terintegrasi dengan pasar global, memperkuat sinergi industri dengan negara lain, serta memberikan dorongan baru bagi kemakmuran ekonomi dunia melalui keterbukaan dan kerja sama di perdagangan jasa,” tegasnya. (*)