Mahasiswa pendidikan matematika UMSU Hadirkan Komik berjudul “Matematika Bukan Monster” untuk Anak Tunarungu

SUMUT23 Dilihat
Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yaitu Kanaya Eka Syahputri, Nabilla Aulia Silaen, Yanna Radhita, Elvina Puspita Sari, dan Siti Aisyah, menciptakan karya berjudul “Mathcomic
Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yaitu Kanaya Eka Syahputri, Nabilla Aulia Silaen, Yanna Radhita, Elvina Puspita Sari, dan Siti Aisyah, menciptakan karya berjudul “Mathcomic

Medan – Komik edukasi menjadi terobosan kreatif dalam mendukung pendidikan inklusif bagi siswa tunarungu. Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yaitu Kanaya Eka Syahputri, Nabilla Aulia Silaen, Yanna Radhita, Elvina Puspita Sari, dan Siti Aisyah, menciptakan karya berjudul “Mathcomic: Matematika Bukan Monster”. Dikutip dari RUBIS.ID, komik ini dirancang untuk membantu siswa tunarungu memahami konsep matematika dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Bayangkan betapa sulitnya memahami pelajaran matematika yang abstrak tanpa pendekatan yang tepat. Mathcomic hadir sebagai solusi dengan menyajikan cerita bergambar penuh warna yang disertai video animasi. Media ini mengubah persepsi bahwa matematika menakutkan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan.

Karya ini dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dengan pendekatan pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Pendekatan ini menggabungkan keterampilan membaca, menulis, dan kerja sama tim untuk menyederhanakan konsep matematika. Alur cerita dan ilustrasi dibuat relevan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa tunarungu dapat menangkap materi dengan lebih mudah.

Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yaitu Kanaya Eka Syahputri, Nabilla Aulia Silaen, Yanna Radhita, Elvina Puspita Sari, dan Siti Aisyah, menciptakan karya berjudul “Mathcomic
Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yaitu Kanaya Eka Syahputri, Nabilla Aulia Silaen, Yanna Radhita, Elvina Puspita Sari, dan Siti Aisyah, menciptakan karya berjudul “Mathcomic

Dosen Pendamping PKM-K, Nur ‘Afifah, S.Pd., M.Pd., mengapresiasi kreativitas mahasiswa dalam menciptakan solusi pendidikan inklusif. Menurutnya, anak-anak tunarungu sering menghadapi kesulitan memahami konsep abstrak. Mathcomic menjadi jembatan efektif untuk mengatasi hambatan tersebut melalui pendekatan visual yang interaktif.

Kamu bisa membayangkan bagaimana komik ini membuat proses belajar terasa ringan. Setiap halaman menyajikan percakapan antar tokoh yang sederhana dan kontekstual. Siswa tunarungu dapat menikmati belajar tanpa merasa terbebani oleh kerumitan materi.

Mathcomic telah diuji coba di beberapa sekolah luar biasa (SLB) di Medan, seperti SLB Karya Murni dan SLB ABC Melati. Kepala Sekolah SLB Karya Murni, Epi Samosir, S.Pd., M.Psi., menyatakan bahwa komik ini meningkatkan kepercayaan diri dan antusiasme siswa. Matematika yang sebelumnya dianggap membosankan kini menjadi pelajaran yang dinantikan.

Hal serupa disampaikan oleh Kepala Sekolah SLB ABC Melati, Nurbaya, S.Pd. Ia menyebut Mathcomic sebagai solusi untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap matematika. Pendekatan cerita bergambar membuat siswa lebih mudah memahami materi secara menyenangkan.

Video animasi yang melengkapi komik ini turut memperkaya pengalaman belajar. Animasi tersebut dirancang untuk menarik perhatian siswa dan mendukung pemahaman mereka terhadap konsep matematika. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

Coba bayangkan betapa serunya belajar matematika melalui cerita yang hidup dan penuh warna. Siswa tunarungu tidak hanya memahami materi, tetapi juga merasa terlibat dalam prosesnya. Mathcomic membuktikan bahwa pendidikan inklusif dapat diwujudkan dengan cara yang inovatif.

Harapan ke Depan

Tim mahasiswa UMSU berharap Mathcomic dapat diproduksi secara lebih luas untuk menjangkau lebih banyak sekolah luar biasa di berbagai daerah. Peluncuran komik ini telah mendapat sambutan positif dari komunitas pendidikan inklusif. Banyak pihak mengapresiasi upaya mahasiswa dalam menciptakan solusi nyata untuk tantangan pendidikan.

Kamu bisa melihat bagaimana Mathcomic mengubah pandangan terhadap matematika. Pelajaran ini bukan lagi sesuatu yang menakutkan, melainkan sahabat yang membantu berpikir logis, kritis, dan kreatif. Karya ini menjadi bukti bahwa mahasiswa dapat berkontribusi besar dalam dunia pendidikan.

Ke depan, tim berencana mengembangkan konten Mathcomic dengan variasi yang lebih beragam. Mereka juga ingin melibatkan lebih banyak pihak untuk mendukung produksi dan distribusi. Dengan demikian, dampak positif dari karya ini dapat dirasakan oleh lebih banyak siswa tunarungu di Indonesia.

Mathcomic bukan sekadar komik, tetapi wujud nyata dari kepedulian mahasiswa terhadap pendidikan inklusif. Inisiatif ini mengajak kita semua untuk mendukung terciptanya lingkungan belajar yang ramah bagi semua anak. Kamu bisa turut berkontribusi dengan menyebarkan informasi tentang inovasi ini.

Inovasi seperti Mathcomic menunjukkan bahwa pendidikan inklusif dapat diwujudkan melalui kreativitas dan kolaborasi. Matematika bukan lagi monster, tetapi sahabat yang menginspirasi siswa untuk berpikir lebih logis dan kreatif. Mari dukung langkah ini untuk menciptakan masa depan pendidikan yang lebih inklusif.

Komentar