Thomson Fertility Perkenalkan Teknologi In-Vitro Activation (IVA): Harapan Baru bagi Perempuan dengan Gangguan Fungsi Ovarium

Malaysia,Sidaknews.com – Thomson Fertility memperkenalkan teknologi In-Vitro Activation (IVA), sebuah terobosan di bidang fertilitas yang membuka peluang baru bagi perempuan dengan Primary Ovarian Insufficiency (POI) atau insufisiensi ovarium primer, serta Diminished Ovarian Reserve (DOR) atau cadangan ovarium menurun, yang ingin memperoleh kehamilan menggunakan sel telur mereka sendiri.

Kedua kondisi tersebut diketahui secara signifikan menurunkan potensi kesuburan. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur IVA dapat meningkatkan tingkat keberhasilan kehamilan pada pasien POI dan DOR — dari sekitar 5% menjadi hingga 20%.

Tahapan Prosedur IVA

Proses IVA dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain:

Pembedahan lubang kunci (key-hole surgery) untuk mengambil sebagian jaringan ovarium.

Aktivasi folikel dorman di luar tubuh menggunakan teknik laboratorium khusus.

Implantasi kembali jaringan yang telah diaktifkan ke dalam area ovarium.

Setelah proses tersebut, pasien akan menjalani terapi hormon untuk merangsang pertumbuhan folikel dan membantu perkembangan sel telur.

Kolaborasi Ilmiah

Teknologi IVA yang diterapkan Thomson Fertility merupakan hasil kolaborasi dengan Profesor Dr. Kazuhiro Kawamura dari Juntendo University, Tokyo, yang dikenal sebagai pionir pengembangan teknik ini. Kolaborasi tersebut memperkuat upaya Malaysia dalam memperluas akses terhadap teknologi reproduksi mutakhir di kawasan Asia Tenggara.

Pandangan Para Ahli

Prof. Dr. Prasanna Supramaniam, Konsultan Obstetri dan Ginekologi serta Spesialis Fertilitas di Thomson Fertility, menyampaikan bahwa bagi perempuan dengan POI atau DOR, perjuangan menghadapi infertilitas kerap terasa seperti “pintu yang tertutup”.

“IVA merupakan langkah maju yang luar biasa secara ilmiah. Teknologi ini memberikan harapan baru bagi perempuan untuk tetap dapat menggunakan sel telurnya sendiri dalam mewujudkan impian menjadi seorang ibu,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Kazuhiro Kawamura dari Juntendo University menambahkan:

“IVA adalah hasil dari riset panjang dalam aktivasi jaringan ovarium. Kolaborasi dengan Thomson Fertility memungkinkan lebih banyak pasien untuk memperoleh manfaat dari penelitian ilmiah terkini dalam perjalanan mereka memulai keluarga.”

Komitmen Thomson Fertility

Ms. Lakshmi Menon, Pejabat Eksekutif Tertinggi Thomson Fertility, menegaskan komitmen pusat fertilitas tersebut untuk terus menghadirkan inovasi dan pelayanan berbasis kasih.

“Dengan memperkenalkan IVA, kami ingin memberikan harapan baru bagi perempuan yang sebelumnya dinyatakan memiliki peluang kecil untuk hamil, termasuk perempuan Muslim yang ingin menggunakan sel telur mereka sendiri,” katanya.

Dengan pengalaman lebih dari 8.000 bayi IVF yang berhasil dilahirkan dari satu fasilitas, Thomson Fertility terus memperkuat posisinya sebagai pusat fertilitas yang berfokus pada inovasi, edukasi pasien, dan perawatan yang berempati. (*)