China dan ASEAN Tingkatkan Kerja Sama Melalui CAFTA 3.0

KUALA LUMPUR – China dan negara-negara ASEAN memperkuat hubungan ekonomi mereka melalui upgrade China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) 3.0, yang secara resmi akan ditandatangani tahun ini. Langkah ini diharapkan mendorong integrasi ekonomi regional lebih dalam dan memperkuat perdagangan global.

Sejak diluncurkan pada 2010, CAFTA telah menjadi motor penggerak kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan ASEAN. Nilai perdagangan bilateral tumbuh pesat, dari kurang dari $8 miliar pada 1991 menjadi hampir $1 triliun pada 2024. Pada tiga kuartal pertama 2025, perdagangan China-ASEAN tercatat sebesar 5,57 triliun yuan atau sekitar $785 miliar, naik 9,6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Di berbagai bidang, kerja sama praktis terus diperluas. Produk unggulan ASEAN, seperti beras Kamboja, bantal lateks Thailand, dan bir Laos, semakin banyak masuk pasar China. Sementara produk China seperti kendaraan energi baru, peralatan mesin, dan elektronik masuk ke pasar ASEAN. Infrastruktur seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Jalur Kereta China-Laos juga meningkatkan konektivitas dan menurunkan biaya logistik di kawasan.

Dalam pidatonya pada RCEP Leaders’ Meeting di Kuala Lumpur, Perdana Menteri China Li Qiang menegaskan komitmen China mendukung sentralitas ASEAN, menjaga stabilitas sistem perdagangan multilateral, serta mendorong hasil konkret dalam kerja sama RCEP. Li juga menekankan pentingnya dialog untuk menyelesaikan perbedaan, menolak proteksionisme, dan terus memperkuat integrasi regional.

CAFTA 3.0 akan memperkenalkan sembilan bab baru yang mencakup ekonomi digital, ekonomi hijau, dan konektivitas rantai pasok. Langkah ini diharapkan membuka peluang lebih luas bagi integrasi industri dan perdagangan antara China dan ASEAN di tengah dinamika global yang terus berubah. (*)