 PERTH, AUSTRALIA – Startup ramah lingkungan asal Australia, Uluu, berhasil mengumpulkan pendanaan Series A senilai SGD 13,6 juta untuk membangun pabrik demonstrasi dan memperluas teknologi produksinya yang mengubah rumput laut menjadi bahan alami pengganti plastik untuk kebutuhan industri.
PERTH, AUSTRALIA – Startup ramah lingkungan asal Australia, Uluu, berhasil mengumpulkan pendanaan Series A senilai SGD 13,6 juta untuk membangun pabrik demonstrasi dan memperluas teknologi produksinya yang mengubah rumput laut menjadi bahan alami pengganti plastik untuk kebutuhan industri.
Pendanaan ini dipimpin oleh Burda Principal Investments (investor pertumbuhan asal Jerman), dengan dukungan dari Main Sequence, Novel Investments—kantor keluarga dari salah satu grup tekstil terbesar dunia—serta Startmate, dan konsorsium investor berdampak serta investor keluarga, termasuk Fairground dan Trinity Ventures.
Uluu mengembangkan material generasi baru yang memiliki performa menyerupai plastik konvensional dan dapat diproses menggunakan peralatan manufaktur plastik yang sudah ada.
Namun berbeda dengan plastik berbasis bahan bakar fosil, material Uluu bersifat dapat digunakan kembali, didaur ulang, terurai di rumah, serta ramah laut, sehingga tidak menghasilkan mikroplastik saat terurai. Material ini juga kuat, ringan, tahan air, tidak beracun, dan memiliki jejak karbon positif terhadap iklim.
Dalam skala komersial, proses produksi Uluu berpotensi menyerap dan menghindari hingga 5 kg CO₂ untuk setiap 1 kg material yang dihasilkan, dibandingkan dengan 3 kg emisi CO₂ dari plastik konvensional. Teknologi ini bahkan berpotensi mengurangi emisi global hingga lebih dari 2 gigaton per tahun.
Dengan pendanaan Series A ini, Uluu akan memperluas kapasitas produksi dari fasilitas pilot 100 kg per tahun menjadi pabrik demonstrasi 10 ton per tahun di Australia Barat, yang memungkinkan perusahaan memasok material dalam jumlah komersial kepada pelanggan.
Uluu telah menjalin kolaborasi dengan berbagai mitra global di sektor kosmetik, fesyen, dan otomotif, termasuk kampanye publik bersama Quiksilver, Papinelle, dan Audi.
“Setelah empat tahun mengembangkan teknologi ini, termasuk dua tahun menjalankan pabrik percontohan, kami siap melangkah ke tahap berikutnya dan mulai memasok material dalam jumlah signifikan ke pelanggan,” ujar Michael Kingsbury, Co-Founder dan Co-CEO Uluu.
“Pabrik demonstrasi ini menjadi langkah penting untuk membuktikan bahwa Uluu mampu bersaing dan menggantikan plastik berbasis fosil,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Julia Reisser, Co-Founder dan Co-CEO Uluu, menekankan bahwa rumput laut merupakan sumber daya paling berkelanjutan di bumi.
“Rumput laut tumbuh cepat dan memperoleh semua kebutuhannya dari matahari serta laut. Ia menyerap CO₂ dan membantu membersihkan polusi laut,” ujarnya.
“Dengan memanfaatkan rumput laut, Uluu menciptakan material yang memberi dampak positif bagi lingkungan sekaligus mengakhiri polusi plastik.”
Pendanaan ini juga menjadi landasan bagi rencana ekspansi Uluu ke skala komersial, dengan target membangun fasilitas produksi berkapasitas ribuan ton per tahun untuk melayani pasar global.
Tentang Uluu
Didirikan pada tahun 2021, berbasis di Perth, Australia Barat.
Menggabungkan rumput laut dan proses fermentasi (mirip dengan pembuatan bir) untuk menghasilkan polimer alami PHA yang bebas bahan bakar fosil dan tidak mencemari lingkungan.
Tahun ini, tim Uluu bertambah dari 13 menjadi 23 karyawan, memperkuat divisi teknis, operasional, dan komersial.
Uluu memenangkan Penghargaan Inovasi SXSW 2025 di Austin, Texas.












Komentar