Hong Kong dan Kuwait Perkuat Kolaborasi Strategis: 24 Kerja Sama Baru dan Fasilitas Visa Diperluas

Kepala Eksekutif Hksar John Lee
Kepala Eksekutif HKSAR John Lee (ketiga dari kiri) menyaksikan pertukaran perjanjian yang dicapai antara departemen pemerintah, perusahaan, dan lembaga dari Hong Kong, Tiongkok Daratan, dan Kuwait.

HONG KONG SAR,Sidaknews.com – Kunjungan bersejarah Delegasi Hong Kong yang dipimpin Kepala Eksekutif John Lee ke Kuwait berhasil memperkuat hubungan bilateral dengan menandatangani *24 perjanjian strategis* di berbagai sektor. Kunjungan ini juga membuka peluang akses bebas visa bagi warga Hong Kong ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman, memperluas jejaring global kawasan administratif khusus tersebut.

Sinergi Ekonomi dan Investasi: Fokus Teknologi, Logistik, hingga Pendidikan
Dalam acara jamuan bisnis bertema “Bermitra untuk Sukses: Hong Kong sebagai Penghubung Global”, lebih dari 300 pelaku usaha dari Hong Kong, Tiongkok Daratan, dan Kuwait bersinergi untuk mempercepat kolaborasi jangka panjang. Dari 24 nota kesepahaman (MOU) yang disepakati, beberapa sorotan utama meliputi:
*Kemitraan Penerbangan*: Kerja sama antara Otoritas Bandara Hong Kong (HKAA) dan Kuwait Airways untuk meningkatkan konektivitas rute dan volume kargo.
*Inovasi Teknologi*: Kolaborasi di bidang drone, kecerdasan artifisial (AI), dan pengembangan kota pintar dengan Zain Group, operator telekomunikasi terkemuka Kuwait.
*Logistik & Perdagangan*: Penyederhanaan arus kargo melalui integrasi sistem digital.
*Pendidikan Tinggi*: Program pertukaran pelajar dan riset bersama antara universitas di Hong Kong dan Kuwait.

John Lee menekankan peran Hong Kong sebagai “penghubung super” antara Tiongkok dan pasar global, sekaligus menawarkan akses ke ekosistem keuangan, hukum, dan teknologi yang kompetitif. “Pertumbuhan perdagangan Hong Kong dengan Kawasan Teluk mencapai *US$20 miliar di 2023*, naik 53% dalam empat tahun. Momentum ini membuka jalan bagi perjanjian perdagangan bebas dengan GCC,” ujarnya.

Kebijakan Visa Baru: Akses Lebih Luas ke Kawasan Teluk
Pemerintah UEA resmi memberikan *bebas visa 30 hari* untuk pemegang paspor Hong Kong mulai 15 Mei, sementara Oman memperpanjang periode bebas visa dari 10 menjadi 14 hari. Kebijakan ini diharap mempermudah mobilitas bisnis dan pariwisata, sekaligus memperkuat posisi Hong Kong sebagai hub internasional.

Dialog Tingkat Tinggi dengan Pemimpin Kuwait
John Lee bertemu langsung dengan Amir Kuwait Sheikh Meshal Al-Ahmad Al-Sabah dan Putra Mahkota Sheikh Sabah Al-Khaled Al-Sabah guna membahas peningkatan kerja sama di sektor fintech, energi terbarukan, dan smart city. Kunjungan ke perusahaan besar seperti *Bukhamseen Group Holding* juga dilakukan untuk memamerkan keunggulan Hong Kong dalam layanan profesional dan infrastruktur bisnis berkelas dunia.

Pertukaran Budaya: Jembatan Antara Timur dan Barat
Di sektor kebudayaan, Lee mengunjungi Pusat Kebudayaan Sheikh Abdullah Al Salem untuk menjajaki kolaborasi seni, pameran budaya, dan pertukaran heritage. “Hong Kong dan Kuwait sama-sama kaya akan sejarah dan inovasi kreatif. Ini fondasi kuat untuk mempererat hubungan masyarakat,” tambahnya.

Proyeksi ke Depan: Perluasan Jejaring GCC
Hong Kong secara agresif menjajaki kerja sama dengan negara anggota GCC (Dewan Kerjasama Teluk), termasuk Kuwait yang saat ini memegang kepresidenan. Dengan dukungan penuh dari Beijing, langkah ini diharap tak hanya meningkatkan investasi dua arah, tetapi juga memposisikan Hong Kong sebagai gerbang utama bagi perusahaan Teluk yang ingin masuk ke pasar Asia.

Optimisme John Lee: “Dengan prinsip ‘satu negara, dua sistem’, Hong Kong siap mendukung Kuwait dan GCC dalam ekspansi bisnis, riset teknologi, hingga pembiayaan hijau melalui kerangka **Inisiatif Sabuk dan Jalan*.

Kunjungan ini menandai babak baru hubungan Hong Kong-Kuwait, dengan fokus pada transformasi digital, keberlanjutan, dan pertukaran sumber daya manusia. Para analis memprediksi gelombang investasi dari Timur Tengah ke Hong Kong akan meningkat seiring kemudahan regulasi dan insentif fiskal yang ditawarkan. (*)