
Sidaknews.com – Asia Tenggara identik dengan pertumbuhan ekonomi pesat dan surga wisata. Tapi, tidak semua negara di kawasan ini menikmati kesejahteraan yang setara. Berdasarkan estimasi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tahun 2025, berikut adalah peringkat negara termiskin di Asia Tenggara yang perlu mendapat perhatian global.
Daftar Negara Termiskin di Asia Tenggara 2025 (Urutan dari Terendah)
1. Myanmar – USD 1.200
Kudeta militer, krisis kemanusiaan, dan sanksi internasional membuat ekonomi Myanmar terjun bebas. Sektor formal lumpuh, dan masyarakat makin terjebak dalam kemiskinan ekstrem.
2. Timor-Leste – USD 1.650
Negara termuda di kawasan ini masih bergantung pada minyak dan bantuan luar negeri. Diversifikasi ekonomi menjadi PR besar yang belum terselesaikan hingga kini.
3. Kamboja – USD 1.800
Dengan basis ekonomi agraris dan upah rendah, Kamboja kesulitan mengejar ketertinggalan, meski industri tekstil dan pariwisata mulai menggeliat.
4. Laos – USD 2.100
Laos mengalami krisis utang luar negeri dan inflasi tinggi. Meski punya potensi energi hidro, belum cukup untuk mengangkat mayoritas warga keluar dari kemiskinan.
5. Vietnam – USD 4.500
Vietnam makin maju secara digital dan manufaktur, tapi ketimpangan pendapatan antarwilayah masih jadi masalah besar.
6. Filipina – USD 4.800
Tingkat urbanisasi cepat tidak diiringi penyediaan lapangan kerja yang cukup. Remitansi dari TKI masih jadi penyelamat ekonomi nasional.
7. Indonesia – USD 5.300
Meski ekonominya besar, Indonesia masih menghadapi tantangan pemerataan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa, terutama Indonesia Timur.
8. Thailand – USD 7.800
Thailand mulai menua sebagai negara berpendapatan menengah. Ketegangan politik dan ketergantungan pada turisme menghambat lompatan ekonomi.
9. Malaysia – USD 12.000
Malaysia berada di jalur digitalisasi dan industri maju. Tantangan utamanya adalah penguatan UMKM dan mengurangi ketergantungan ekspor komoditas.
10. Singapura – USD 84.000
Dengan pendapatan per kapita tertinggi, Singapura tetap menjadi pusat keuangan, logistik, dan teknologi paling unggul di kawasan ini.
Mengapa Data Ini Penting?
Data PDB per kapita mencerminkan daya beli dan kesejahteraan warga. Negara dengan PDB rendah cenderung memiliki akses terbatas terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan teknologi.