
Yogyakarta – Kota budaya yang kaya akan sejarah ini kembali mencuri perhatian dunia internasional dengan menjadi tuan rumah ajang 2nd South East Asia Hapkido Championship 2025, yang diikuti oleh 440 atlet dari 13 negara. Kejuaraan ini digelar di Student Center Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi ajang unjuk kemampuan sekaligus mempererat tali persaudaraan antarbangsa.
Negara-negara peserta tak hanya berasal dari kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina, Thailand, Kamboja, dan Vietnam, tetapi juga mencakup perwakilan dari Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, India, hingga Meksiko, yang turut meramaikan atmosfer kompetisi dengan semangat sportivitas.
Pembukaan Penuh Makna: Gong Persatuan Ditabuh
Kejuaraan secara resmi dibuka dengan simbolis pemukulan gong oleh Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, sebagai lambang dimulainya perhelatan internasional ini. Dalam pidatonya, Marciano mengapresiasi seluruh elemen yang telah bahu-membahu menyukseskan ajang ini.
“Terima kasih kepada Pengurus Pusat Hapkido Indonesia, Pemda DIY, serta Universitas Atma Jaya yang menjadi bagian dari perhelatan prestisius ini. Semoga Hapkido dapat terus berkembang dan mengukir prestasi hingga di panggung olahraga dunia,” ujar Marciano.
Ia juga menyatakan harapannya agar Hapkido bisa merambah ajang olahraga resmi seperti SEA Games dan Asian Games, bahkan suatu hari nanti masuk ke pentas Olimpiade.
Mendorong Hapkido Menuju SEA Games
Menurut Ketua Umum PP Hapkido Indonesia, GBPH Prabukusumo, kejuaraan ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang agar Hapkido bisa diakui sebagai cabang olahraga resmi tingkat regional.
“Ini bukan hanya kompetisi biasa, melainkan langkah strategis menuju pengakuan internasional. Dengan makin banyaknya negara yang berpartisipasi, posisi Hapkido di ASEAN semakin kokoh,” jelasnya.
Apresiasi dari Pemda DIY dan Federasi Dunia
Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang dibacakan oleh Wakil Gubernur sekaligus Ketua Umum KONI DIY, KGPAA Paku Alam X, menekankan pentingnya kejuaraan ini sebagai ajang yang menyatukan nilai-nilai luhur Asia.
“Semoga pertemuan ini menjadi wadah menguatkan nilai-nilai timur: saling menghargai, menjunjung martabat, serta membangun harmoni lintas bangsa,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari Presiden World Hapkido Martial Arts Federation, Grandmaster Prof. Choi Don Oh, yang hadir langsung untuk menyemangati para atlet. Dalam kesempatan tersebut, Grandmaster Choi memberikan penghargaan sabuk hitam kehormatan kepada sejumlah tokoh penting yang dinilai berjasa dalam pengembangan Hapkido, seperti:
Marciano Norman (Ketua KONI Pusat)
Dr. Suwarno (Waketum I KONI Pusat)
KGPAA Paku Alam X (Ketum KONI DIY)
KPH Indro Kusumo (Tokoh budaya dan pelestari seni bela diri)
Hapkido, Sportivitas dan Diplomasi Budaya
Meski berlangsung dalam atmosfer kompetitif, kejuaraan ini juga menjadi ruang diplomasi budaya. Para atlet dan ofisial dari berbagai negara menyempatkan diri mengeksplorasi Yogyakarta—dari mengunjungi Keraton dan Jalan Malioboro hingga menikmati kaya rasa kuliner lokal seperti gudeg dan bakpia.
Kehadiran atlet-atlet internasional bukan hanya memperkaya kompetisi, tapi juga memperkuat identitas Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism yang tak hanya unggul dalam budaya, tapi juga layak menjadi tuan rumah ajang olahraga dunia. (*)
sumber: infopublik.id