Yogyakarta – Sebuah investigasi besar-besaran mengungkap fakta mengejutkan di balik industri telur Asia, kawasan penghasil telur terbesar di dunia. Investigasi ini, dipimpin oleh Open Wing Alliance (OWA)—jaringan global 100+ organisasi perlindungan hewan, termasuk Animal Friends Jogja (AFJ)—bekerja sama dengan We Animals Media dan Reporters for Animals International, menyoroti praktik kejam dan risiko kesehatan di peternakan telur sistem kandang baterai di 12 negara Asia.
Fakta Mengejutkan dari Investigasi Rahasia
Tim penyelidik menyusup ke fasilitas produksi telur di China, India, Indonesia, Jepang, Thailand, Vietnam, dan negara-negara Asia lainnya. Hasilnya mengungkap:
*Kepadatan ekstrem: Ayam dipaksa hidup dalam kandang sempit (luas < kertas A4), tidak bisa bergerak atau merentangkan sayap.
*Kebersihan mengkhawatirkan: Telur dikumpulkan dari permukaan penuh kotoran, meningkatkan risiko kontaminasi bakteri seperti Salmonella.
*Kematian diabaikan: Ayam mati dibiarkan membusuk bersama yang masih hidup, memicu penyebaran penyakit.
*Ancaman zoonosis: Kondisi kotor dan stres tinggi pada ayam berpotensi memicu wabah seperti flu burung.
Perusahaan multinasional seperti Zensho Holdings (Jepang) dan Aeon (Australia) disebut masih menggunakan rantai pasok dari peternakan dengan sistem kandang baterai.
Dampak Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Jonathon Tree, Manajer Regional OWA Asia-Pasifik, memperingatkan:
“Peternakan kandang baterai bukan hanya tidak manusiawi, tapi juga bom waktu kesehatan global. Kondisi kumuh dan kepadatan tinggi menjadi tempat ideal untuk mutasi virus berbahaya.”
Kintan Daeng dari Animal Friends Jogja menambahkan:
“Perusahaan makanan di Indonesia harus beralih ke sistem cage-free. Konsumen berhak tahu dari mana telur mereka berasal.”
Perubahan Positif tapi Masih Jauh dari Cukup
Beberapa produsen di *China dan India* mulai beralih ke peternakan bebas sangkar (cage-free), namun mayoritas industri masih mengandalkan sistem usang. Tekanan dari konsumen, investor, dan LSM terus meningkat, termasuk petisi dari 100+ tokoh global yang mendesak penghapusan kandang baterai.
LSM Asia yang Terlibat dalam Gerakan Ini
*Animal Friends Jogja* (Indonesia)
*Sinergia Animal* (Indonesia & Thailand)
*SPCA Selangor* (Malaysia)
*Animal Rights Center Japan
*Environment & Animal Society of Taiwan
Apa yang Bisa Dilakukan?
1. *Konsumen: Pilih produk telur berlabel *cage-free atau free-range.
2. *Perusahaan*: Segera transisi ke rantai pasok beretika.
3. *Pemerintah*: Perkuat regulasi kesejahteraan hewan ternak.
“Masa depan industri telur harus berkelanjutan, manusiawi, dan aman bagi kesehatan,” tegas Kintan.
Kontak Media:
Dian Erviana | Koordinator Komunikasi AFJ | +62 813-2462-7693 | [afjfa.comms@gmail.com](mailto:afjfa.comms@gmail.com) | [www.cagefreeindonesia.org](http://www.cagefreeindonesia.org)
Tentang Animal Friends Jogja (AFJ)
Berdiri sejak 2010, AFJ adalah pelopor gerakan kesejahteraan hewan ternak di Indonesia. Anggota Open Wing Alliance (OWA) dan Dog Meat Free Indonesia (DMFI), AFJ mendorong kebijakan berkelanjutan bagi industri peternakan.
Tentang Open Wing Alliance (OWA)
Koalisi global yang telah mendorong 3.000+ perusahaan worldwide untuk adopsi kebijakan cage-free. (*)