
Karimun,Sidaknews.com – Pemerintah Desa Sebele bersama Camat Belat, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, menutup sementara akses ke ponton pelabuhan utama di wilayah tersebut. Keputusan ini diambil menyusul kondisi ponton yang mengalami kebocoran parah dan kemiringan yang semakin mencolok, sehingga dinilai berisiko terhadap keselamatan pengguna.
Penutupan akses pelabuhan tersebut berdampak pada arus keluar masuk transportasi laut, termasuk speed boat dan boat pancung yang biasa berlayar dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Berlian Kundur Utara maupun dari wilayah Karimun ke Desa Sebele.
Kepala Desa Sebele, Latif, saat dihubungi pada Kamis (24/7/2025) menjelaskan bahwa langkah penutupan diambil demi mencegah potensi kecelakaan. Ia juga mengonfirmasi bahwa pihak desa dan kecamatan sebelumnya telah melayangkan surat pemberitahuan kepada Dinas Perhubungan, Polsek, dan Syahbandar.
“Kami tidak ingin ambil risiko. Ponton yang ada saat ini dalam kondisi miring akibat kebocoran. Sebelum ada perbaikan dari instansi terkait, kami sepakat untuk menutup sementara pelabuhan dan mengarahkan warga menggunakan pelabuhan alternatif yang letaknya tidak terlalu jauh,” ujar Latif.
Lebih lanjut, Latif menuturkan bahwa kerusakan ponton tersebut bukanlah hal baru. Sebelumnya sudah pernah ditangani oleh Dinas Perhubungan, namun tampaknya kerusakan terjadi kembali di bagian yang berbeda, dan kini kondisinya makin memburuk.
“Pelabuhan ini sangat vital bagi aktivitas masyarakat, khususnya untuk mengangkut hasil bumi ke Tanjung Batu Kundur, maupun kegiatan niaga lainnya seperti bongkar muat barang. Kami berharap Dinas Perhubungan Kabupaten Karimun bisa segera turun tangan untuk memperbaiki,” tambahnya.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh sejumlah warga dan pemilik boat yang biasa menggunakan pelabuhan tersebut. Mereka menilai pelabuhan alternatif yang tersedia saat ini kurang layak untuk aktivitas logistik.
“Pelabuhan cadangan memang ada, tapi aksesnya sulit. Tangga batunya licin dan curam, menyulitkan saat membawa barang berat dari perkebunan maupun dagangan. Kami minta pemerintah daerah segera alokasikan anggaran perbaikan ponton utama,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Dengan ditutupnya pelabuhan utama ini, masyarakat berharap pemerintah daerah tidak menunda proses perbaikan, mengingat pelabuhan Sebele merupakan salah satu titik penting dalam mendukung mobilitas dan perekonomian warga setempat. (Iwan)