CIFTIS 2025 Angkat Gelombang Baru Konsumsi Budaya

Pengunjung mengunjungi area pameran tematik Dinas Kebudayaan & Pariwisata pada Pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok (CIFTIS) 2025 di Taman Shougang, Beijing, ibu kota Tiongkok, pada 13 September 2025. CIFTIS 2025 dibuka untuk umum mulai 13-14 September. Pengunjung yang telah melakukan reservasi dapat mengakses pameran ini secara gratis. (Xinhua/Xu Qin)

BEIJING,Sidaknews.com – Pameran layanan budaya dan pariwisata menjadi salah satu pusat perhatian pada ajang China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2025. Ribuan pengunjung memadati area pameran di Shougang Park, Beijing, untuk menikmati beragam produk kreatif dan pengalaman interaktif yang ditawarkan.

Pengunjung menjelajahi lorong-lorong yang dipenuhi produk budaya dan kreatif, mulai dari magnet kulkas, kartu pos, hingga karya inovatif bernuansa modern. Pameran ini tidak hanya menampilkan kekayaan warisan budaya Tiongkok, tetapi juga menegaskan vitalitas industri kreatif dalam menjembatani tradisi dengan tren global.

Kebangkitan Tradisi

Produk kreatif terinspirasi museum kini menjadi salah satu tren utama konsumsi budaya. Magnet “Phoenix Crown” dari Museum Nasional Tiongkok, misalnya, sempat memicu antusiasme besar. Di zona layanan budaya dan pariwisata CIFTIS, perusahaan lokal menampilkan kreasi berbasis warisan budaya, seperti aksesoris dan kerajinan tradisional.

“Kami menjaga keindahan artefak sekaligus menggabungkannya dengan estetika modern. Harapannya, generasi muda semakin memahami budaya tradisional Tiongkok,” kata Ren Bin, manajer produk dari perusahaan kreatif Panjiayuan.

Produk berbasis kerajinan tangan juga diminati, seperti gelang dan aksesoris dari bubuk kayu gaharu, mawar, dan melati yang ditampilkan di stan Distrik Fangshan. “Aromanya elegan dan cocok sebagai suvenir kesehatan,” ujar Jiang Li, staf pameran.

Tren Kolaborasi dan Lintas Budaya

Mainan modern juga tak lepas dari sentuhan tradisi. Perusahaan mainan Pop Mart menampilkan produk berkarakter dengan kostum terinspirasi Gua Dunhuang. Perusahaan lain, Letsvan, bahkan merambah pasar internasional dengan produk berunsur budaya asing, seperti boneka berbusana khas Thailand.

“Setiap era memiliki ikon mainannya. Jika Barbie dulu mewakili kecantikan ideal, boneka saat ini lebih menekankan ekspresi unik dan identitas,” jelas Hu Qiang, manajer humas Letsvan. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor, seperti dengan turnamen tenis China Open dan China Fashion Week, menjadi kunci inovasi industri mainan.

Konsumsi Interaktif

Salah satu kegiatan paling populer di area pameran adalah mengumpulkan cap (stamp collecting). Aktivitas sederhana ini berkembang menjadi tren budaya, dengan pengunjung membawa buku kosong untuk diisi cap dari tiap stan sebagai kenang-kenangan personal.

“Cap-cap ini bukan hanya suvenir, tetapi juga catatan perjalanan hidup,” kata Hu Huiyuan, pengunjung yang mengoleksi buku cap khusus untuk CIFTIS.

Selain itu, pengalaman berbasis teknologi seperti mixed reality (MR) juga diminati, memungkinkan pengunjung menjelajahi dunia virtual dan landmark global melalui perangkat wearable.

Fenomena interaksi kreatif ini menandai transformasi konsumsi budaya di Tiongkok, di mana warisan tradisi dipadukan dengan teknologi modern untuk menghadirkan pengalaman yang lebih mendalam dan personal. (*)