
HONG KONG SAR – XTransfer, platform pembayaran lintas batas B2B terkemuka di dunia, akan kembali berpartisipasi dalam dua ajang fintech kelas dunia secara bersamaan, Hong Kong FinTech Week 2025 dan Singapore FinTech Festival 2025. Ini menandai tahun kedua berturut-turut XTransfer hadir di kedua acara tersebut.
Sebagai Official Fintech Partner Hong Kong FinTech Week, XTransfer akan menampilkan inovasi dan jaringan globalnya dalam layanan pembayaran lintas batas, kepatuhan dan manajemen risiko, serta keuangan inklusif.
Bill Deng, Founder dan CEO XTransfer, bersama tim manajemen, akan terlibat dalam berbagai sesi showcase dan pertemuan tertutup di kedua lokasi. Mereka akan membahas topik seperti AI untuk kontrol risiko dan operasional, implementasi keuangan inklusif, internasionalisasi fintech Tiongkok, serta penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal di pasar berkembang.
Selama acara, XTransfer juga akan menggelar upacara penandatanganan kerja sama strategis dengan berbagai institusi keuangan internasional, memperluas jaringan kliring global dan kemampuan settlement multi-mata uang. Perusahaan juga akan merilis “X-NET White Paper”, yang membahas jaringan penyelesaian perdagangan B2B dan sistem kontrol risiko untuk UKM.
Sejak memasuki pasar Hong Kong pada 2023, XTransfer telah menyediakan layanan keuangan lintas batas untuk UKM perdagangan internasional, termasuk global collections, payments, dan forex. Layanan XTransfer-to-XTransfer (X2X) memungkinkan transfer dana “Account-to-Account” secara aman dan instan 24/7, mirip transfer lokal, yang secara signifikan mengurangi biaya, mengoptimalkan modal kerja, dan meningkatkan stabilitas arus kas.
Di pasar Singapura dan ASEAN, XTransfer terus memperluas jangkauan. Tahun ini, perusahaan mendapatkan Major Payment Institution (MPI) license dari Monetary Authority of Singapore (MAS) dan meluncurkan layanan lokal di Singapura. Dengan dukungan infrastruktur keuangan internasional Hong Kong dan Singapura, XTransfer kini mendukung penyelesaian multi-mata uang di lebih dari 30 mata uang, termasuk di Amerika Utara, Eurozone, Australia, ASEAN, Latin Amerika, dan Afrika. Layanan ini membantu mengurangi friksi transaksi akibat kekurangan USD di pasar berkembang, meminimalkan konversi paksa, dan menyesuaikan metode pembayaran dengan praktik lokal pembeli. (*)






