
Mandailing Natal,Sidaknews.com – Harapan besar disampaikan warga Desa Bandar Panjang Tuo, Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), terkait kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 240. Sekolah yang sudah puluhan tahun berdiri itu kini dalam keadaan memprihatinkan dan dinilai sangat tidak layak untuk menunjang proses belajar mengajar.
Sekolah tersebut menampung sekitar 113 siswa dengan enam ruang kelas. Namun, kondisi bangunan terlihat lapuk, atap bocor, lantai rusak, hingga dinding retak. Situasi ini membuat kegiatan belajar siswa terganggu, terutama saat musim hujan.
“Kalau hujan, air masuk ke dalam kelas, anak-anak harus menggeser meja agar tidak basah. Kadang mereka belajar sambil berdiri di sudut ruangan,” kata Rahmat, salah seorang warga, Sabtu (6/9/2025).
Warga Desak Pemerintah Turun Tangan
Warga menilai, kondisi SDN 240 sudah seharusnya menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Madina. Mereka berharap Bupati Madina, H. Saipullah Nasution, dapat turun langsung melihat kondisi sekolah di pelosok desa tersebut.
“Kami tidak menuntut muluk-muluk. Yang kami minta hanya sekolah yang layak, supaya anak-anak bisa belajar dengan tenang. Kalau dibiarkan, bangunan ini bisa membahayakan,” tegas Rahmat.
Selain itu, warga juga mengingatkan bahwa keberadaan sarana pendidikan yang memadai adalah bagian penting dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Madina.
Respon Pemerintah Kabupaten Madina
Menanggapi keluhan warga, Bupati Madina melalui Plt Kepala Dinas Pendidikan, Dr. M. Daud Batubara, menyampaikan terima kasih atas perhatian masyarakat. Ia memastikan bahwa pemerintah daerah sedang mendata seluruh sarana dan prasarana sekolah di Madina.
“Perintah Bapak Bupati jelas, sekolah yang rusak harus menjadi prioritas untuk diperbaiki. Kita ingin anak-anak Madina bisa belajar di sekolah yang representatif dan nyaman,” ujar Daud Batubara.
Menurutnya, proses perbaikan sarana pendidikan tidak bisa dilakukan sekaligus karena keterbatasan anggaran. Namun, pemerintah berkomitmen melakukan pembenahan secara bertahap dan berkelanjutan.
“Skala prioritas tetap dijalankan. Yang paling parah kondisinya, itu yang kita dahulukan. SDN 240 termasuk yang akan kita perhatikan,” tambahnya.
Pendidikan di Daerah Terpencil Butuh Perhatian
Aktivis pendidikan lokal, Ahmad Fadli, menilai kondisi SDN 240 mencerminkan tantangan besar pendidikan di daerah pelosok. Menurutnya, masih banyak sekolah di pedalaman Madina yang menghadapi permasalahan serupa.
“Pemerintah harus melihat ini sebagai investasi jangka panjang. Jangan sampai anak-anak di desa tertinggal dalam hal pendidikan hanya karena sekolahnya tidak layak,” ungkap Ahmad.
Ia menekankan, selain perbaikan fisik sekolah, peningkatan mutu tenaga pendidik dan penyediaan fasilitas penunjang belajar juga perlu menjadi perhatian pemerintah.
Harapan untuk Masa Depan
Warga Bandar Panjang Tuo menaruh harapan besar agar perbaikan SDN 240 dapat segera terealisasi. Mereka percaya, pendidikan yang layak akan menjadi kunci lahirnya generasi muda Madina yang lebih cerdas dan berdaya saing.
“Kami hanya ingin anak-anak kami belajar di tempat yang layak dan aman. Itu saja sudah cukup bagi kami,” pungkas Rahmat. (Putra)